Sudah sejak 5 hari sebelum pemberangkatan saya memesan tiket via web kereta api dan melakukan pembayaran di a**a m**t terdekat. Sengaja memilih kereta yang berangkat siang agar pas dengan jam keluar hotel dan sore hari sudah sampai di jakarta. Akhirnya pilihan jatuh kepada rangkaian Argo Bromo Anggrek Pagi pada tanggal 6 Oktober 2013 dari Semarang Tawang ke Jatinegara, dalam tiket tertera jedawal keberangkatan pada jam 11.58 dan tiba pada jam 17.32 dengan harga 340rb (wah kalau naik bis sudah bisa naik bis pulang pergi dengan bis eksekutif 32 seat dengan snack dan makan malam gratis nih, masih ada lebih uang 40rb lagi hehehehe).
Saya tiba di stasiun Tawang pada jam 10 lebih beberapa menit, suasana stasiun masih terlihat sepi hanya terdapat beberapa orang yang sedang menunggu antrian pembelian tiket sesuai dengan nomor antrian. Ya beberapa tahun ini merupakan masa-masa kemajuan kereta api di Indonesia, manajemen mulai membenahi pelayananya disemua sektor. Sebutlah yang paling terlihat adalah mudahnya pemesanan tiket secara online, teraturnya penjualan tiket di loket-loket stasiun, tidak adanya penumpang tanpa nomor tempat duduk, tidak adanya pedagang asongan dan pengamen yang memenuhi gerbong-gerbong kereta, dan adanya tambahan fasilitas AC untuk kelas ekonomi dan bisnis (tanpi harganya ikutan naik juga lho hehehe).
Counter cekin baru dibuka pada pukul 11, langsung masuk dengan menunjukkan tiket dan ktp. Di dalam peron masih terlihat sepi sekali, saya menunggu di kursi yang berada persis di depan Du***n D***ts. Baru saja duduk terdengan pengumuman dari petugas stasiun yang memberitahukan kalau rangkaian kereta Argo Bromo Anggrek Pagi akan terlambat tiba di stasiun Tawan, di infokan baru akan masuk ke stasiun tawang pada jam 12.15. Suatu keberuntungan juga karna saya bisa leluasa melaksanakan shalat Dzuhur dan jama Ashar tanpa terburu-buru. Disaat sedang menunggu Adzan Dzuhur berkumandang terdengar lagi pengumuman akan masuk rangkaian kereta barang dari arah barat di jalur tiga, jangan tanya saya jenis lokomotif apa yang digunakan dan rangkaiannya karna saya benar-benar tidak tau, kalau mau tanya jenis sasis, engine, karoseri dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bis bolehlah akan saya ladeni dengan senang hati hehehe.
Sampai dengan Adzan Dzuhur berkumandan rangkaian kereta barang belum juga beranjak dari jalur 3, barulah pada saat menjalankan Shalat Ashar di waktu Dzuhur rangkaian tersebut diberangkatkan kembali (wah kok tau kan lagi shalat, ya gimana ga tau kan semboyan 35 nya terdengar dengan jelas hehehe sok sok an pake istilah kereta api, padahal cuma itu aja yg tau hehehe)
Lewat 2 menit dari jadwal yang diumumkan nampaklah rangkaian kereta yang ditunggu dari kejauhan, rangkaian mendekati stasiun secara perlahan dan seluruh penumpang dengan antusias menunggu sampai dengan rangkaian kereta berhenti dengan sempurna. Langsung masuk ke gerbong 4 dan dengan mudah mencari seat 13B (ya iyalah gampang lha wong seat belakang sendiri hehehe). Suasana gerbong belum penuh, hanya terisi setengah dari Surabaya dan ditambah oleh beberapa penumpang yang naik dari stasiun Tawang.
Ada sesuatu yang tidak normal, kok gerah ya, awalnya saya berfikir karna kondisi Semarang yang sedang panas-panasnya dan tubuh belum menyesuaikan diri dengan suhu di dalam kabin. tetapi setelah rangkaian bergerak perlahan meninggalkan stasiun dan pintu lorong menutup otomatis kok malah tambah pengam, wah rusak iki AC nya, diperkuat dengan beberapa penumpang yang kipas-kipas. Walah udah bayar mahal-mahal dikasih non AC pula wkwkwkwk nasib-nasib.
Kondektur mulai masuk ke gerbong 4, muncullah pertanyaan-pertanyaan dari penumpang yang baru naik, lah trus yang udah dari tadi naik kenapa gak nanya? (ya jelas pasti mereka sudah nanya duluan sebelum saya nanya kan mereka sudah lebih lama berada di gerbong ini hehehe). Petugas menginfokan bahkan memang terjadi kerusakan mulai dari gerbong 6 sampai dengan 4 tetapi belum menemukan permasalahanya. Wah jangan sampai panas-panasan sampai Jakarta nih.
Terlihat agak mencolok lelaki paruh baya dengan perawakan besar dan tato di tanganya sedang kipas-kipas kegerahan, setelah diamati dia adalah salah satu personil Klanting pemenang IMB di salah satu stasiun televisi swasta. Dan ternyata benar personil yang lainnya juga ada dalam satu gerbong. Kasian kamu mas kepanasan hehehe, gak tau apa ya kalo di gerbong 4 ada artis, kok AC nya malah gak dingin (apa hubunganya ya, mau artis kek kalo disini sih ya sama aja hehehehe). Beberapa orang mulai masuk ke gerbong 4 dengan mebawa barang bawaanya masing-masing dan mencari kursi kosong, ternyata mereka merupakan penumpang gerbong 6 yang sudah ga tahan karna kondisi AC nya lebih panas dari gerbong 4 (wah sepanas apa ya, ini aja udah panas banget).
Sebelum sampai di stasiun Pekalongan, petugas kereta yang kebingungan mendata ulang tempat duduk penumpang bilang karna nanti di stasiun Cirebon rangkaian akan diperbaiki, kalau tidak bisa diperbaiki sudah disediakan gerbong pengganti, what....Cirebon, Pekalongan aja belum sampai apalagi Cirebon, mau berapa lama lagi.... Memasuki stasiun Pekalongan banyak sekali penumpang yang naik, terjadi kekacauan karna seat mereka sudah banyak yang ditempati oleh penumpang dari gerbong 6, akhirnya dengan terpaksa penumpang yang seatnya tidak sesuai kembali ke gerbong asalanya, ckckckck panas maning-panas maning deh hehehe. Weleh rupanya Klanting cs bukan penumpang resmi gerbong 4, ternyata mereka di gerbong 6, yang sabar ya bro anggap aja ini ujian sebelum kalian manggung di Jakarta :D :D hahahahaha.
Suasana keruwetan penumpang mempermasalahkan seat
Semangat, perjalanan masih jauh. Saya memutuskan untuk makan di gerbong restorasi saja, siapa tau lebih dingin. Wihhh sejuk sekali di dalam gerbong restorasi, saya memesan Soto Rawon seharga 35rb, tanpa membuang waktu langsung kusantap soto yang berisi 6 potong daging dengan kuah hitam dilengkapi dengan tauge, telur asin, sambal beserta nasih putih plus kerupuk. Selesai makan santai-santai sebentar di gerbong restorasi karna enak disini sejuk hehehe. Niat hati untuk berlama-lama tetapi tidak bisa karna harus gantian dengan penumpang lain.
Menunggu beberapa waktu tanpa bisa tidur akhirnya kereta memasuki stasiun Cirebon pada jam 15.54. Terdengar pengumuman dari stasiun bahwa kereta belum bisa diberangkatkan karena sedang diperbaiki. Hal ini dimanfaatkan oleh beberapa penumpang untuk keluar gerbong sekedar menghirup udara segar.
Gerbong 4 yang sudah terlihat agak kusam
Para penumpang yang sekedar menghirup udara segar
Penumpang gerbong belakang hampir semuanya keluar
Akhirnya setelah kurang lebih 15 menit diperbaiki, rangkaian kembali melanjutkan perjalanan. Mmmm lumayan setelah diperbaiki suasana kabin tidak terlalu panas seperti sebelumnya. Saat sang surya semakin bergerak ke barat suasana kabin kembali terasa agak panas. Wah ternyata perbaikan tadi cuma bertahan satu jam lebih, saat ini temperatur kabin kembali ke 32 derajat lebih. Ya sudah diterima saja sampai Jakarta seperti ini hehe. Sekitar jam 18.50 akhirnya sampai juga di stasiun Jatinegara. Sebelumnya terdengar permintaan maaf keterlambatan yang dialami, menurut informasi keterlambatan kereta karena dampak dari pembangunan double trek jalur utara.
Ya, itulah suka dukanya perjalanan menggunakan kereta, terkadang sangat memuaskan dan terkadang juga terlambat lebih 60 menit dari jadwal yang telah ditentukan hehehe. Tidak perlu disesali apalagi mencaci maki karna itulah realita yang ada. Ayo dukung terus transportasi umum yang ada demi tercapainya sarana transportasi umum yang nyaman dan aman :)
Mantapp gan catpernya.. Sya jga pernah merasa kepanasan pas naik kereta ke arah jakarta dri surabaya.. Cuma bedanya waktu itu sya di kereta ekonomi kertajaya.. Untung waktu itu jga perjalanannya malam, jadi gak terlalu nyiksa tubuh..
ReplyDelete