Satu lagi kesempatan untuk menjajal armada Muria Raya pada Jum'at 4 November 2013. Tanpa harus mikir lama, tanpa harus menimbang-nimbang sudah ditetapkan si Black Bus Community yang akan saya naiki. Hari selasa langsung cari telpon agen terminal Rawa Mangun, langsung telpon dan pesan seat, Alhamdulillah dapet hot seat 1A dan 1B. Kesan pertama sudah sangat baik mengingat saya beru pertama kali mau naik bis ini dan pada hari jum'at pula, tetapi untuk pemesananya sangat mudah tidak harus datang cukup telpon dan masih bisa dapet hot seat, gimana ga berntung hehehehe...
Walaupun kantor berada di daerah mampang yang lebih dekat ke Lebak Bulus tetapi terminal Rawa Mangun tetap menjadi pilihan nomor satu karna jam berangkatnya sangat pas untuk pegawai yang terikat jam kantor. Tetapi jelas dengan malamnya jam keberangkatan, antara jam 18.30 sampai dengan jam 19.00 maka untuk yang senang dengan bis cepat akan sedikit kecewa karna bis lainnya rata-rata jam 17.00 sudah meninggalkan Jakarta maka tidak akan banyak lawan yang dapat ditemui.
Jum'at barokah :D, jum'at yang ditunggu akhirnya datang juga. Hari itu saya berencana untuk pulang 1 jam lebih cepat, ya harus sadar diri karna pasti sore itu banyak sekali calon penumpang yang mencari beberapa lembar kertas sebagai pengantar ke tujuan mereka masing-masing, jangan sampai membuat agen bingung karna banyaknya permintaan tetapi belum ada kepastian rupiah yang diterimanya untuk seat 1A dan 1B. Untung bos besar memberi izin, jam 16.00 kurang sedikit langsung berangkat ke shelter TJ Duren Tiga yang akan transit di shelter Halimun untuk mengakhiri perjalanan di shelter Arion. Mendekati Arion perjalanan tersendat karna kemacetan sore hari dan akhirnya berdampingan dengan si hitam BE7, sedikit menebak apakah armada ini yang akan berjodoh denganku malam ini.
Setelah pramudi TJ berjuang melawan kemacetan sore itu akhirnya sampai juga di shelter arion, langsung berjalan beberapa ratus meter menuju terminal rawa mangun tanpa di susul oleh si BE7, kemacetan sore itu cukup parah. Tepat jam 17.10 langsung ke loket si hitam yang menjadi satu dengan loket Rosalia Indah, melunasi pembayaran dan langsung dibuatkan tiket dengan nomor bis BE7, tuh kan bener dapet yang tadi sebelah di perempatan Arion hehehehe. Duduk sebentar di samping BE10 sambil nunggu kedatangan BE7.
Tidak lama duduk di samping BE10 seseorang berseragam hitam lewat dan bilang "yang BE 7 bisnya di belang, yang BE 7 bisnya dibelakang". Beranjak untuk membuktikan ucapanya kumelangkah ke arah agen Pahala Kencana dan ternyata benar BE7 terparkir persis disamping kantor Dishub Jakarta Timut. Cukup lama juga bis ini bisa terbebas dari kemacetan, langsung mencari nomor lambung dan ternyata B19 dengan engine Mercedes Benz 1626 dengan model Scorpion King dari karoseri Morodadi Prima yang teregistrasi dari wilayah Jepara K 1559 BC.
Tak terasa adzan maghrib berkumandan, sebagai pengabdian dan permohonan keselamatan kepada Allah SWT maka wajib untuk menunaikan Shalat Magrib dan Isya terlebih dahulu di masjid yang berada disebelah pintu keluar terminal. Selesai melaksanakan kewajiban bergegas naik ke atas bis dan menempati seat 1B, hupf memang sekat pemisah antara kabin pengemudi dengan kabin penumpang menjadi kelebihan sekaligus kekurangan terhadap sebuah armada, biarlah itu menjadi kebijakan masing-masing PO tanpa harus kita perdebatkan hehehehe. Bis yang menghilangkan pintu belakang dan digantikan dengan pintu tengah dan letak toilet ditengah ini mempunyai kapasitas 34 seat dengan 7 baris seat di sisi kiri, 9 baris seat disisi kanan dan 2 seat tambahan di kabin pengemudi sudah mulai ramai dengan penumpang yang menduduki singgasananya masing-masing.
Menunggu menit-menit keberangkatan jam 18.30 sesuai dengan yang tertera di tiket, sampai dengan lewat beberapa menit belum juga ada tanda-tanda bis akan diberangkatkan. Menurut petugas kontrol masih menunggu 2 penumpang lagi, sampai dengan jam 19.00 belum juga nampak kedua penumpang tersebut. Bis Muria lainnya sudah mulai meninggalkan terminal tinggal menyisakan NS04 dan Madu Kismo. Sampai dengan selang beberapa menit NS04 meninggalkan terminal akhirnya penumpang yang ditunggu datang juga. Dua orang ibu-ibu, yang salah seorangnya masuk kedalam kabin pengemudi dan meminta maaf atas keterlambatanya, terdengar dari obrolanya rupanya ibu ini sudah cukup akrab dengan pengemudi atau mungkin langganan bis ini.
Akhirnya bis meninggalkan terminal pada jam 19.13 meninggalkan Madu Kismo seorang diri dengan diiringin lagu tembang kenangan untuk menghibur penumpang menembus kemacetan jumat malam. Berencana untuk tidur sampai istirahat pertama agar malamnya bisa menkmati layar pantura. Lepas dari tol dalam kota dan turun menuju tol cikampek belum tertidur juga, karna kondisi jalan yang agak lenggang berbeda dengan tol dalam kota yang merayap driver pertama langsung menjalankan bis dengan cepat. Masuk tol cikampek langsung berusaha pindah ke lajur paling kanan dengan kecepatan yang cukup tinggi, dan tiba-tiba mobil kijang didepan mengerem cukup mendadak karna kondisi jalan mulai ramai, sangat terlihat driver cukup kaget dengan perlambatan kecepatan yang dilakukan oleh kijang tersebut dan akhirnya melakukan pengereman langsung sambil membuang stir ke kiri. Hupf hampir saja nyeruduk kijang, alhamdulillah Allah SWT masih melindungi driver dan kami semua dari kejadian yang tidak diinginkan.
Terbangun di rest area KM19, bis berhenti sebentar kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Driver pertama langsung pecicilan menjalankan bis dengan cepat, mulai dari jalur paling kiri, ke paling kanan, kiri, tengah, kanan, kiri lagi, pokoknya mana jalur yang kosong akan dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengejar keterlambatan waktu hehehe. Sampai di GT Cikarang Utama bersama mbak Rosin 296, Gunung Mulia Eksekutif, Dewi Sri dan Menara Jaya Pulus pada jam 20.20. Selesai mengambil kartu tol langsung mangasapi mbak Rosin dan Menara Jaya dan beriringan dengan dibelakang Gunung Mulia dan Dewi Sri di jalur paling kanan. Cukup lama berada di belakng Dewi Sri sampai akhirnya DS pindah jalur untuk memberikan jalan sehingga sekarang berada di belakang GM ekse AD1435. Disekitar km 40 terdapat kepadatan karna banyaknya truk yang saat itu sehingga GM dan petarung malam yang kunaiki terpisah, dan secara mengejutkan disebelah kiri terlihat buntut dari NS04.
Mungkin driver NS04 kaget begitu melihat disisi kanan bisku mensejajari dan perlahan mendahului, seperti seekor kerbau yang dipecut oleh tuanya NS04 langsung meningkatkan akselerasi armadanya dengan berpindah ke jalur paling kiri. Dengan mesin Scania tentu peningkatan akselerasi secara spontan bukanlah hal yang sulit dan akhirnya NS04 memimpin di depan. Sampai dengan tersendat oleh truk NS04 masuk ke jalur tepi kiri, nampaknya driver pertama bis kami ragu-ragu untuk mengikuti jejaknya dan akhirnya terlambat beberapa saat untuk mengikuti yang berakibat NS04 melesat jauh kedepan. Merasa sudah cukup jauh driver berpindah ke jalur 1 tetapi secara tiba-tiba Dewi Sri Sentiong Ekspres mengeksekusi bis kami dari bahu jalan dengan cepat.
Home
»
bejeu
»
bis
»
black bus community
»
bus
»
Catatan Perjalanan
»
dewi sri
»
gunung mulia
»
muria
»
muria raya
»
nusantara
»
rawa mangun
»
terminal
» Petarung Malam Yang Tak Berdaya - Part 1
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Tema
- Catatan Perjalanan 13
- E-Book 1
- Komputer 8
- Tentang Bis 4
0 comments:
Post a Comment